Archive for April 2018



Contoh resonansi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari terbagi menjadi dua yaitu yang berdampak positif dan yang berdampak negatif. Pertama-tama kita bahas dulu resonansi positif. Resonansi yang berdampak positif bisa kita lihat pada beberapa alat musik seperti : Gitar, Harmonika, Kentongan, Seruling, Gendang dan masih banyak lagi yang tidak bisa sebutkan satu persatu.

sumber;
https://www.youtube.com/watch?v=EgsXYtzKMiY&t=5s

Alat-alat Musik dengan Prinsip Resonansi

 Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk mengukur kedalaman laut atau danau/waduk yaitu dengan menggunakan teknik bandul timah hitam (dradloading) dan teknik Gema duga atau Echo Sounder atau Echoloading.

a.
Teknik Bandul Timah Hitam (dradloading)


Teknik ini ditempuh dengan menggunakan tali panjang yang ujungnya diikat dengan bandul timah sebagai pemberat. Dari sebuah kapal tali diturunkan hingga bandul menyentuh dasar laut. Selanjutnya panjang tali diukur dan itulah kedalaman laut. Cara ini sebenarnya tidak begitu tepat karena tali tidak bisa tegak lurus akibat pengaruh arus laut. Di samping itu kadang-kadang bandul tidak sampai ke dasar laut karena tersangkut karang. Cara ini juga memerlukan waktu lama. Namun demikian cara ini memiliki kelebihan yaitu dapat mengetahui jenis batuan di dasar laut, suhu dan juga mengetahui apakah di dasar laut masih terdapat organisme yang bisa hidup.

b.

Gema duga atau Echo Sounder atau Echoloading


Penggunaan teknik ini didasarkan pada hukum fisika tentang perambatan dan peantulan bunyi dalam air. Isyarat bunyi yang dikeluarkan dari sebuah peralatan yang dipasang di dasar kapal memiliki kecepatan merambat rata-rata 1600 meter per detik sampai membentur dasar laut. Setelah membentur dasar laut bunyi dipantulkan dalam bentuk gema dan ditangkap melalui sebuah peralatan yang juga dipasang di dasar kapal. Jarak waktu yang diperlukan untuk perambatan dan pemantulan dapat diterjemahkan sebagai kedalaman laut. Cara ini dianggap lebih praktis, cepat dan akurat. Namun kita tidak dapat memperoleh informasi tentang suhu, jenis batuan dan tanda-tanda kehidupan di dasar laut.

sumber:

Teknik Mengukur Kedalaman Air Laut (sonar)

Ekolokasi atau disebut juga biosonar adalah sonar biologi yang digunakan oleh beberapa jenis binatang. Binatang yang memiliki kemampuan ekolokasi mengeluarkan bunyi dan mendengarkan pantulan bunyi tersebut yang dipantulkan oleh objek-objek yang ada di sekitarnya. Dengan menggunakan bunyi pantulan tersebut, binatang itu bisa mengidentifikasi keberadaan objek. Ekolokasi digunakan binatang sebagai alat navigasi untuk berkelana atau berburu.
Beberapa jenis binatang memiliki kemampuan ekolokasi, termasuk beberapa mamalia, beberapa jenis burung, seperti kelelawarikan pauslumba-lumba, juga celurut.
Istilah ekolokasi dicetuskan oleh Donal Griffin yang bekerja bersama Robert Galambos yang menemukan kemampuan ekolokasi pada kelelawar tahun 1938.[1] Jauh sebelum itu, pada abad ke 18, ilmuwan Italia Lazzaro Spallanzani dengan serangkaian percobaan menyimpulkan bahwa kelelawar melakukan navigasi bukan dengan penglihatan melainkan dengan pendengaran.[2] Pada saat itu, ekolokasi pada jenis ikan paus belum di jelaskan, baru dua dekade setelah itu ekolokasi pada ikan paus dijelaskan oleh Schevill dan McBride.[3]

sumber:

Ekolokasi



Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).[1] Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an.[2] Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.[2] Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botaniyang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut[2]:
  1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
  2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya.
  3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

sumber;

Ekologi

Efek Doppler merupakan suatu kejadian di mana frekuensi gelombang dari suatu sumber yang diterima oleh detektor mengalami perubahan akibat perubahan posisi atau pergerakan relatif detektor terhadap sumber gelombang atau sebaliknya. Efek ini diusulkan pertama kali oleh fisikawan Austria Christian Doppler pada tahun 1842. Detektor akan menangkap frekuensi yang lebih tinggi apabila detektor bergerak relatif mendekat terhadap sumber, dan akan menangkap frekuensi yang lebih rendah apabila detektor bergerak relatif menjauh terhadap sumber.
Selain untuk gelombang bunyi, Efek Doppler ini juga berlaku untuk gelombang elektromagnetik meliputi gelombang mikro, gelombang cahaya dan gelombang radio. Namun karena gelombang bunyi merambat pada badan udara yang dianggap tidak relatif terhadap bumi, laju gelombang bunyi dari suatu sumber dan laju detektor dapat diukur relatif terhadap badan udara. Sehingga dapat diasumsikan bahwa sumber bunyi dan detektor langsung mendekat atau menjauh satu dengan lainnya.

sumber:

Efek Doppler




Interferensi gelombang bunyi merupakan sumber bunyi koheren. Dua pengeras suara yang dihubungkan pada generator sinyal (alat pembangkit frekuensi radio) dapat berfungsi sebagai dua sumber bunyi koheren. Misalnya : Ketika anda berjalan sejajar dengan meja yang diatasnya terdapat radio di lengkapi dengan pengeras suara pada jarak 3 m, pada posisi tertentu anda mendengar bunyi paling lemah, sedangkan pada posisi yang lain anda justru mendengar bunyi yang kuat. Peristiwa ini disebabkan oleh terjadinya interferensi bunyi.

sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=5H1yVG3Whp8
http://mulyawulansari.blogspot.co.id/2013/06/interferensi-gelombang-bunyi.html

interfensi Gelombang Bunyi

Contoh resonansi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari terbagi menjadi dua yaitu yang berdampak positif dan yang berdampak negatif. Pertama-tama kita bahas dulu resonansi positif. Resonansi yang berdampak positif bisa kita lihat pada beberapa alat musik seperti : Gitar, Harmonika, Kentongan, Seruling, Gendang dan masih banyak lagi yang tidak bisa sebutkan satu persatu. Selanjutnya kita bahas resonansi yang berdampak negatif. Resonansi yang berdampak negatif adalah sebuah resonansi yang bersifat merusak. Misalnya bunyi ledakan bom yang dapat menyebabkan jendela kaca pecah. Padahal ledakan bom terjadi pada jarak yang jauh dengan jendela kaca yang bersangkutan. Tapi karena terkena efek resonansi yang kuat dari bom tersebut akhirnya menyebabkan kaca jadi pecah. Yang kedua bunyi guntur yang terlalu keras juga dapat jendela kaca pecah. Sama seperti ledakan bom tadi. Walaupun terjadinya guntur jauh di atas langit. Tetapi jika resonansi yang dihasilkan terlalu kuat maka akan menyebabkan kaca pecah juga.

sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=aPNgPaHFJGY

Resonansi Bunyi




Macam-macam bunyi pantul yang akan kita bahas kali ini ada tiga yaitu bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli, gaung atau kerdam dan gema. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli terjadi karena. Bunyi asli dan bunyi pantul terdengar hampir bersamaan. Hal itu disebabkan karena jarak sumber bunyi dan dinding pemantul cukup berdekatan. Hal inilah yang menyebabkan suara seseorang di dalam ruangan kecil terdengar lebih kuat. Gaung atau kerdam terjadi apabila bunyi pantul hanya sebagian yang bersamaan dengan bunyi asli. Akibatnya bunyi pantul itu akan mengganggu bunyi asli. Sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. Gema adalah bunyi pantul yang datangnya sesudah bunyi asli selesai diucapkan. Jadi bisa disimpulkan saat kita telah mendengar bunyi asli. Maka kita akan mendengar bunyi pantulnya. Pada video selanjutnya saya akan membahas tentang. Bagaimana pemanfaatan bunyi pantul dalam kehidupan sehari-hari. Anda bisa klik link videonya di bawah ini.

sumber:

Pemantulan Bunyi



Sifat sifat bunyi yang akan kita bahas pada video kali ini ada lima. Pertama kita awali dengan gelombang bunyi termasuk dalam gelombang longitudinal. Karena arah getaran dan arah rambatan gelombang bunyi adalah sejajar. Kedua gelombang bunyi termasuk gelombang mekanik. Karena gelombang bunyi membutuhkan sebuah medium atau zat perantara untuk merambat. Ketiga gelombang bunyi dapat dipantulkan. Hal ini terbukti pada saat anda berteriak di sebuah hutan. Maka anda akan mendengar pantulan suara anda setelah anda mendengar bunyi asli. Keempat gelombang bunyi dapat dibiaskan, seperti yang telah kita ketahui pada siang hari gelombang bunyi dibiaskan ke arah udara yang lebih panas yaitu ke arah atas. Karena suhu udara di permukaan bumi lebih dingin dibandingkan dengan udara pada bagian atasnya. Sedangkan pada malam hari gelombang bunyi dibiaskan ke arah yang lebih bawah. Karena suhu permukaan bumi lebih hangat dibandingkan dengan udara pada bagian atasnya. Oleh sebab itulah bunyi akan terdengar lebih jelas pada malam hari daripada siang hari. Gelombang bunyi dapat beresonansi, misalnya terjadinya sebuah ledakan bom atau suara guntur yang terlalu keras. Dapat menyebabkan sebuah kaca jendela pecah, walaupun posisi kaca jendela terletak agak jauh dari ledakan bom atau guntur. Tetapi tetap dapat membuat kaca pecah karena terkena efek resonansi.

sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=Ua6P1k8SwU8

Sifat-sifat Gelombang Bunyi

- Copyright © valocean.blog - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -